Usaha budidaya ikan lele merupakan usaha yang
mudah dijalankan, dalam merencanakan bisnis budidaya ikan lele, kami berencana ingin membudidayakan ikan lele di sekitar rumah
saya (hadi) yang berada di jalan perjuangan 3, karena mempunyai halaman yang
cukup luas untuk membuat kolam, serta agar dapat mengawasi perkembangan ikan
dengan baik. Jenis ikan lele yang kami budidaya adalah jenis ikan lele sangkuriang.
Jenis Lele sangkuriang adalah ikan budidaya air tawar yang
sangat populer. Lele disukai konsumen karena berdaging lunak, sedikit tulang,
tidak berduri, dan murah. Dari sisi budidaya, lele relatif tidak memerlukan
banyak perawatan dan memiliki masa tunggu panen yang singkat. Peluang
usaha budidaya ikan
lele
merupakan salah satu peluang usaha yang cukup diperhitungkan saat ini.
Apabila perhatikan banyak terdapat penjual pecel lele yang memerlukan
pasokan ikan lele setiap
harinya, hal inilah yang membuat permintaan ikan tersebut menjadi semakin
tinggi di pasaran dan membuka potensi peluang bisnis yang cukup menjanjikan. Ternak ikan lele
relatif lebih mudah apabila dibandingkan dengan ikan air tawar
lainnya seperti ikan mas atau mujair karena lebih tahan terhadap penyakit
maupun kondisi lingkungan. dalam usaha ternak atau budidaya
lele semakin menginspirasi banyak orang untuk ikut terjun dan berharap meraih
kesuksesan dalam usaha ini. Ditambah lagi dengan semakin banyaknya informasi
dari beberapa media tentang peluang usaha budidaya ikan lele yang semakin
menjanjikan karena pasarnya yang luas dan permintaan akan ikan lele yang terus
meningkat, bahkan belakangan ini telah ramai dibicarakan bahwa ikan lele akan
ikut andil dalam komoditi ekspor, dikarenakan ada beberapa negara yang memang
sangat membutuhkan pasokan ikan lele. Oleh karena
itu kami berkeinginan
untuk membudidayakan ikan
lele tersebut.
1.2
Rumusan masalah
1.
Bagaimana cara melakukan budidaya ikan lele yang baik?
2.
Bagaimana cara kita agar mampu
bersaing dengan para pembisnis budidaya ikan lele?
1.3 Tujuan
1.
Untuk mengetahui cara budidaya ikan
lele dengan baik
2.
Untuk dapat mengetahui cara bersaing dan unggul diantara pebisnis lain
BAB II
TIM MANAJEMEN
2.1
Pengorganisasian
Dalam perencanaan bisnis budidaya ikan lele ini, kami
tidak melakukan perekrutan tenaga kerja, kami dapat bekerja sama dengan
kelompok untuk menjalankan bisnis budidaya ikan lele tersebut. Baik dari
pemeliharaan ikan lele, perawatan kolam dan bagian pemasaran. Dalam menjalankan
bisnis budidaya ikan lele, kami akan menerapkan sistem Analisis SWOT. Sebelum
kita memulai sesuatu usaha kita harus mengetahui aspek-aspek yang dapat
mempengaruhi usaha kita. Dengan harapan supaya usaha kita dapat lancer dan
sukses. Yaitu dengan melakukan analisis sebagai berikut:
1. Straight
a. Dengan budi baya ikan lele ini tidak terlalu
memerlukan tenaga besar.
b. Penjualan ikan lele tidak terlalu sulit, tidak seperti
ikan yang lainya.
2. Weaknes
a. Bagi anda yang tak memiliki lahan yang cukup anda bisa
membudidayakan ikan
lele dengan menggunakan kolam dari terpal
3. Opportunities
a. Peluang usaha yang tidak pernah mati adalah usaha
perikanan. Sebab setiap hari masyarakat membutuhkan ikan untuk dikonsumsi
semakin meningkat.
b. Umur pembudidayaan ikan lele yang relative singkat
yang hanya kurang lebih 3 bulan membuat banyak yang memilih ikan lele untuk di
budidayakan.
4. Threat
a. Dalam usaha ikan lele ini harus teliti karena ikan
tidak tahan dengan cuaca yang tidak setabil.
b. Selalu mengecek kedalaman air. Kedalaman air jangan
sampai kurang dari 70cm karena itu akan menghambat pertumbuhan ikan.
2.2 Gambaran
secara umum tentang cara budidaya ikan lele
1.
Sistem Budidaya
Kami
menggunakan 2 sistem pembenihan yang dikenal, yaitu :
1.
Sistem Massal. Dilakukan dengan menempatkan lele jantan dan betina dalam satu kolam
dengan perbandingan tertentu. Pada sistem ini induk jantan secara leluasa
mencari pasangannya untuk diajak kawin dalam sarang pemijahan, sehingga sangat
tergantung pada keaktifan induk jantan mencari pasangannya.
2.
Sistem Pasangan. Dilakukan dengan menempatkan induk jantan dan betina pada satu kolam
khusus. Keberhasilannya ditentukan oleh ketepatan menentukan pasangan yang
cocok antara kedua induk.
2. Tahap Proses Budidaya
A.
Pembuatan Kolam
Ada dua macam/tipe kolam, yaitu bak dan kubangan (kolam
galian). Pemilihan tipe kolam tersebut sebaiknya disesuaikan dengan lahan yang
tersedia. Secara teknis baik pada tipe bak maupun tipe galian, pembenihan lele
harus mempunyai :
a. Kolam tandon. Mendapatkan masukan air
langsung dari luar/sumber air. Berfungsi untuk pengendapan lumpur, persediaan
air, dan penumbuhan plankton. Kolam tandon ini merupakan sumber air untuk kolam
yang lain.
b. Kolam pemeliharaan induk. Induk jantan dan
bertina selama masa pematangan telur dipelihara pada kolam tersendiri yang
sekaligus sebagai tempat pematangan sel telur dan sel sperma.
c. Kolam Pemijahan. Tempat perkawinan induk
jantan dan betina. Pada kolam ini harus tersedia sarang pemijahan dari ijuk,
batu bata, bambu dan lain-lain sebagai tempat hubungan induk jantan dan betina.
d. Kolam Pendederan. Berfungsi untuk membesarkan anakan yang telah menetas dan telah
berumur 3-4 hari. Pemindahan dilakukan pada umur tersebut karena anakan mulai
memerlukan pakan, yang sebelumnya masih menggunakan cadangan kuning telur induk
dalam saluran pencernaannya.
B.
Pemilihan Induk
Induk jantan mempunyai tanda :
1.
Tulang kepala berbentuk pipih
2.
Warna lebih gelap
3.
Gerakannya lebih lincah
4.
Perut ramping tidak terlihat lebih besar daripada punggung
5.
Alat kelaminnya berbentuk runcing.
Induk betina bertanda :
1.
Tulang kepala berbentuk cembung
2.
Warna badan lebih cerah
3.
Gerakan lamban
4.
Perut mengembang lebih besar daripada punggung alat kelamin berbentuk
bulat.
C.
Persiapan Lahan
A. Proses pengolahan lahan (pada kolam tanah) meliputi :
1.
Pengeringan. Untuk membersihkan kolam dan mematikan berbagai bibit penyakit.
2.
Pengapuran. Dilakukan dengan kapur Dolomit atau Zeolit dosis 60 gr/m2 untuk
mengembalikan keasaman tanah dan mematikan bibit penyakit yang tidak mati oleh
pengeringan.
3.
Perlakuan TON (Tambak Organik
Nusantara). untuk menetralkan berbagai racun dan gas
berbahaya hasil pembusukan bahan organik sisa budidaya sebelumnya dengan dosis
5 botol TON/ha atau 25 gr (2 sendok makan)/100m2. Penambahan pupuk kandang juga
dapat dilakukan untuk menambah kesuburan lahan.
4.
Pemasukan Air. Dilakukan secara bertahap, mula-mula setinggi 30 cm dan dibiarkan
selama 3-4 hari untuk menumbuhkan plankton sebagai pakan alami lele.
B. Pada tipe kolam berupa bak, persiapan
kolam yang dapat dilakukan adalah :
1.
Pembersihan bak dari kotoran/sisa
pembenihan sebelumnya.
2.
Penjemuran bak agar kering dan
bibit penyakit mati. Pemasukan air fapat langsung penuh dan segera diberi
perlakuan TON dengan dosis sama
D.
Pemijahan
Pemijahan adalah proses pertemuan induk jantan dan betina
untuk mengeluarkan sel telur dan sel sperma. Tanda induk jantan siap kawin
yaitu alat kelamin berwarna merah. Induk betina tandanya sel telur berwarna
kuning (jika belum matang berwarna hijau). Sel telur yang telah dibuahi
menempel pada sarang dan dalam waktu 24 jam akan menetas menjadi anakan lele.
E.
Pemindahan
Cara pemindahan :
1.
Mengurangi air di sarang pemijahan sampai tinggi air 10-20 cm.
2.
Menyiapkan tempat penampungan dengan baskom atau ember yang diisi dengan air di
sarang.
3.
Menyamakan
suhu pada kedua kolam
4.
Memindahkan
benih dari sarang ke wadah penampungan dengan cawan atau
piring.
5.
Memindahkan
benih dari penampungan ke kolam pendederan dengan
hati-hati pada malam hari, karena masih rentan terhadap tingginya suhu air.
F. Pendederan
Adalah pembesaran hingga berukuran siap jual, yaitu 5 – 7
cm, 7 – 9 cm dan 9 – 12 cm dengan harga berbeda. Kolam pendederan permukaannya
diberi pelindung berupa enceng gondok atau penutup dari plastik untuk
menghindari naiknya suhu air yang menyebabkan lele mudah stress. Pemberian
pakan mulai dilakukan sejak anakan lele dipindahkan ke kolam pendederan ini.
a.
Manajemen Pakan
Pakan anakan lele berupa :
1.
Pakan alami berupa plankton, jentik-jentik, kutu air dan cacing kecil (paling
baik) dikonsumsi pada umur di bawah 3 – 4 hari.
2.
Pakan buatan untuk umur diatas 3 –
4 hari. Kandungan nutrisi harus tinggi, terutama kadar proteinnya.
3.
Untuk menambah nutrisi pakan,
setiap pemberian pakan buatan dicampur dengan POC NASA dengan dosis 1 – 2 cc/kg
pakan (dicampur air secukupnya), untuk meningkatkan pertumbuhan dan ketahanan
tubuh karena mengandung berbagai unsur mineral penting, protein dan vitamin
dalam jumlah yang optimal.
b.
Manajemen Air
Ukuran kualitas air dapat dinilai secara fisik :
1.
Air harus bersih
2.
Berwarna hijau cerah
3.
Kecerahan/transparansi sedang (30 – 40 cm).
Ukuran kualitas air secara kimia :
1.
Bebas senyawa beracun seperti amoniak
2.
Mempunyai suhu optimal (22 – 26 0C).
Untuk menjaga kualitas air agar selalu dalam keadaan yang
optimal, pemberian pupuk TON sangat diperlukan. TON yang mengandung unsur-unsur
mineral penting, lemak, protein, karbohidrat dan asam humat mampu menumbuhkan
dan menyuburkan pakan alami yang berupa plankton dan jenis cacing-cacingan,
menetralkan senyawa beracun dan menciptakan ekosistem kolam yang seimbang.
Perlakuan TON dilakukan pada saat oleh lahan dengan cara dilarutkan dan di
siramkan pada permukaan tanah kolam serta pada waktu pemasukan air baru atau
sekurang-kurangnya setiap 10 hari sekali. Dosis pemakaian TON adalah 25
g/100m2.
c.
Manajemen Kesehatan
Pada dasarnya, anakan lele yang dipelihara tidak akan sakit
jika mempunyai ketahanan tubuh yang tinggi. Anakan lele menjadi sakit lebih
banyak disebabkan oleh kondisi lingkungan (air) yang jelek. Kondisi air yang
jelek sangat mendorong tumbuhnya berbagai bibit penyakit baik yang berupa
protozoa, jamur, bakteri dan lain-lain. Maka dalam menejemen kesehatan
pembenihan lele, yang lebih penting dilakukan adalah penjagaan kondisi air dan
pemberian nutrisi yang tinggi. Dalam kedua hal itulah, peranan TON dan POC NASA
sangat besar. Namun apabila anakan lele terlanjur terserang penyakit,
dianjurkan untuk melakukan pengobatan yang sesuai. Penyakit-penyakit yang
disebabkan oleh infeksi protozoa, bakteri dan jamur dapat diobati dengan
formalin, larutan PK (Kalium Permanganat) atau garam dapur. Penggunaan obat
tersebut haruslah hati-hati dan dosis yang digunakan juga harus sesuai.
BAB III
RENCANA KEUANGAN
3.1 Penghitungan
Biaya
·
BIAYA TETAP
Rincian biaya tetap adalah sebagai berikut:
1.
Pembuatan 3 kolam ukuran 5x4 m = Rp 7.000.000
2.
Disel + selang = Rp
2.000.000
3.
Sumur bor = Rp 500.000
4.
Jaring = Rp 50.000
Jumlah
=
Rp9.550.000
·
BIAYA VARIABEL
Rincian
biaya variabel dalah sebagai berikut:
1.
Bibit ikan lele Rp120@2000 ekor = Rp 240.000
2.
Bibi indukan dan pejantan 7000@20
ekor = Rp 140.000
3. Haraga TON Rp32.000@5botol =
Rp 160.000
Jumlah = Rp3.655.000
Jadi modal yang
akan kami keluarkan untuk memulai budidaya ikan lele tersebut berkisar
Rp15.000.000 – ( biaya tetap + biaya variabel ) atau Rp15.000.000 –
Rp13.205.000= Rp1.795.000, hasil dari pengurangan modal dengan biaya tetap dan
biaya variabel, merupakan biaya untuk
tak terduga.
3.2 ANALISIS PENDAPATAN
Di perkirakan jika hasil 1
kali panen/3 bulan sebanyak 1500 ekor, Harga per/kg ikan lele Rp9.000 ( Rp9.000@1500= Rp13.500.000 )
Pendapatan dalam 1 tahun
Rp13.500.000 x 4 = Rp54.000.000
Laba bersih yang didapat
selama 1 tahun adalah
pendapatan panen/th – (( biaya
variabel x 4) + biaya tetap ) =
Rp54.000.000 – ((
Rp9.550.000x4) + Rp3.655.000 )=
Rp54.000.000 – ( Rp38.200.000
+ Rp3.655.000 )=
Rp54.000.000 – Rp41.855.000 =
Rp12.145.000
Jadi pendapatan setelah modal
kembali adalah Rp12.145.000
3.3 PENGHITUNGAN BEP ( Break Even Point )
Dik : FC = Rp9.550.000 P = Rp9.000
VC =
Rp3.655.000
hasilnya adalah: 2,6
hasilnya adalah: 2,6
Dibulatkan menjadi 3 unit.
Artinya kami perlu menjual 3 unit ikan lele agar terjadi BEP
( break even point ).
Artinya uang penjualan
yang harus diterima agar terjadi BEP ( break even point ) adalah Rp23.580
BAB IV
RENCANA
PEMASARAN
Dalam satu usaha, pemasaran merupakan hal yang sangat penting, demikian
juga halnya dalam pemasaran lele, namun sangat disayangkan jika kegagalan
pemasaran produksi lele terjadi karena faktor usaha pemasaran yang kurang atau
memang belum menjalankan strategi pemasaran lele secara maksimal, Peluang
pemasaran lele sangat besar, ini bukan sekedar slogan atau propaganda, telah
banyak survey dan riset-riset pemasaran dilakukan oleh orang-orang yang memang
ahli dibidangnya, kebutuhan masyarakat akan lele konsumsi memang semakin
meningkat, Sebelum membahas tata cara pemasaran lele, yang pertama kita lakukan
adalah mengetahui sasaran atau target pasar ikan lele konsumsi, mungkin
telah banyak diinformasikan bahwa terdapat beberapa target pasar untuk ikan lele
konsumsi, diantaranya adalah ; warung pecel lele, warteg, rumah-rumah makan
lainnya atau bahkan resto-resto yang sudah mulai menawarkan menu special ikan
lele, ditambah lagi belakangan ini semakin banyak berkembang tempat-tempat
usaha yang mengelola daging ikan lele atau yang lebih dikenal dengan istilah
lele olahan, mulai dari baso lele sampai dengan lele presto, ini baru target
pemasaran lele secara umum, namun untuk orang-orang yang ingin melakukan
pemasaran lele hal ini jangan dianggap remeh, dari tempat-tempat inilah
sebetulnya daya serap kebutuhan lele sangat tinggi.
Sebagai contoh yang mudah untuk target pemasaran lele adalah warung pecel
lele yang kian menjamur dimana-mana. Analogikan saja jika di sekitar kita
ada sekitar 50 warung pecel lele, ini adalah perumpamaan standart dan mungkin
dalam wilayah yang radiusnya tidak terlalu luas, berdasarkan survey dilapangan,
kebutuhan ikan lele konsumsi perwarung pecel lele adalah 2 s/d 3 kg/hari pada hari
biasa, bahkan pada hari-hari libur bisa meningkat hingga 5 kg atau lebih
perharinya, jika dikalikan saja dengan angka yang terendah yaitu 2 kg/hari x 50
warung pecel lele, maka kebutuhan lele konsumsi di daerah kita adalah 100
kg/hari atau 3 ton/bulan. Dari analogi tersebut terbukti bahwa pemasaran lele
di daerah sekitar kita saja sudah merupakan peluang yang sangat besar, itu baru
dari warung pecel lele saja, bagaimana dengan peluang pemasaran lele pada usaha
pengelolaan daging lele yang lainnya, pastinya akan lebih banyak lagi peluang
pemasaran lele yang akan didapatkan. Bahkan ada beberapa pengalaman dari para
peternak lele skala rumah tangga, mereka hanya memiliki kolam di halaman rumah,
saat akan panen mereka memasang plang di depan rumah, alhasil seluruh produksi
lelenya laris terjual.
Langkah lain dalam pemasaran lele adalah dengan menggunakan jasa para
pengepul, hal ini bisa dilakukan jika ingin perputaran modal lebih cepat,
pasalnya para pengepul biasanya akan membeli lele dalam jumlah besar, tidak
jarang mereka akan memborong hasil panen secara keseluruhan, walaupun harga
yang mereka tawarkan pastinya lebih murah dibanding kita harus menjualnya
sendiri. Jika kita sudah bisa menguasai pasar lele di daerah sendiri, biasanya
dengan sendirinya usaha ternak lele akan berkembang seiring dengan
semakin banyaknya permintaan dan relasi yang terus bertambah.
No comments:
Post a Comment